Bagai
kerontangnya bumi karena kemarau panjang, sebagian manusia Indonesia
kini sedang dahaga rohani, lebih dari sekadar formalitas ritualagama.
Kekecewaan kita dengan amat jelas menunjukkan ada sesuatu yangharus
dibenahi sehubungan dengan fondasi hidup kita. Penderitaan dengan jelas
menyingkapkan bahwa ada yang melenceng dari persepsi kita terhadap
hakikat hidup.
Di tengah kemelut ketidakpuasan, hasutan,
kerusuhan, penghancuran, kejahatan, kita merasa semakin takut. Mulai
dari rasa takut kehilangan pekerjaan - yang berarti hilang penghasilan -
sampai rasa takut pada kematian. Di sisi lain, tangan kita mungkin
bersih dari tindak perusakan atau pembunuhan, tetapi toh terselip
keberingasan dan kebencian di dalam hati yang selalu kita sembunyikan di
balik "topeng" kepalsuan.
Stop segala kegilaan ini! Mari kita
peluk kegilaan lain: gila cinta kasih. Susuri kembali jalanNya karena
Dialah sumber kesembuhan bagisegala kegalauan rohani kita itu.
Memang,
warna hidup senantiasa tergantung pada rona "kacamata" yang kita
pasang. "Kacamata" kelabu mengubah segala sesuatu tampak serbakelabu.
Hidup pun tertatap suram. "Kacamata" bening menjadikan segala sesuatu
tampak serbacerah. Hidup pun terpantul indah.
"Kacamata" buruk sangka dan kebencian menjerumuskan kita ke dalam hidup penuh rasa dendam dan curiga. "Kacamata" kedamaian akan membimbing kita ke dalam hidup penuh kedamaian.
Hidup tentu menjadi baik kalau dipandang dari sudut yang baik. Berpikir baik tentang diri sendiri, berpikir baik tentang orang lain, berpikir baik tentang keadaan, berpikir baik tentang Tuhan.
Berpikir baik niscaya berbuah baik. Relasi antaranggota keluarga dipenuhi kehangatan. Relasi antarkawan diwarnai rasa saling percaya. Relasi antartetangga dijalini keakraban. Pekerjaan menjadi menyenangkan. Dunia menjadi ramah. Hidup menjadi indah.
Kesadaran akan semua itu pastilah harus ditumbuhkan, berbareng niat yang bulat untuk mewujudkannya. Memperkuat diri dengan keimanan dan hati nurani, itulah jalan penuh rahmat.
Bercakap-cakaplah dengan Tuhan berdua. Setelah itu, ajaklah teman. Sertakan pula "musuh" untuk ikut bercengkerama bersama denganNya. Lalu, baurkan diri dengan kenyataan. Hadapi angkara murka dengan pelukan persahabatan. Ringankan hati untuk memaafkan kekhilafan. Setelah itu mudah-mudahan kita semua terbebas dari segala kegilaan ini. Semoga Tuhan selalu bersama kita (SB-intisari)
Jika anda mampu berteriak selama 8 tahun, 7 bulan, 6 hari
Kata Bijak Hari Ini.
Apakah hakikat segala keindahan di dunia ini? Mereka laksana ranting yang bergoyang terpantul di sungai kecil. Keindahan itu adalah bayang-bayang Kebun Abadi yang tinggal tak pernah layu di dalam setiap hati Insan sejati (Jalaluddin Rumi)
0 komentar :
Posting Komentar