Seorang
anak merengek minta dibelikan jagung bakar. Dengan sedikit enggan
ibunya mengulurkan selembar uang dan mengawasinya dari kejauhan. Lalu si
anak dengan tekun mengikuti gerak-gerik nenek tua penjual jagung bakar
memainkan kipas bambunya. Mata kanak-kanaknya membulat terheran-heran
pada pletikan biji jagung, asap, serta harum yang tertebar kemana-mana.
Sedangkan nenek tua berpakaian lusuh itu tersenyum melirik anak kecil
yang jongkok di sebelahnya. Mata tuanya meredup melayang entah kemana.
Sesekali dicubitnya pipi anak itu. Kemudian diberikannya jagung bakar
itu pada anak yang sedari tadi berharap-harap takjub, katanya, "Ambil
saja buatmu nak. Tak usah dibayar." Si ibu mengucapkan terima kasih lalu
berkata pada sang ayah, "Lumayan, kita dapat rejeki satu jagung bakar."
Lalu mereka meninggalkan taman kota itu dengan kendaraan roda empat
mereka.
Tunggu dulu wahai ibu! Mengapa kau menyebutnya sebagai
rejeki? Bukankah dengan demikian si nenek tua itu malah kehilangan
sebagian penghasilannya yang tak seberapa? Tidakkah kau terpanggil untuk
membalas pemberian itu dengan sesuatu yang lebih dari sekedar kata
terima kasih? Memang, menerima selalu menyenangkan. Namun, memberi
dengan sikap tulus lebih membahagiakan. Tahukah kau, wahai ibu, hati
nenek tua itu teramat terang; jauh lebih terang dari lampu yang
menerangi temaram senja ini.
Tahukah Anda.
Fernande Olivier, telah hidup bersama dengan pelukis Pablo Picasso selama tujuh tahun (1904-1911) dan ingin menikah dengannya. Namun sebelum hal itu dapat terlaksana ia harus resmi bercerai dulu dengan suaminya. Di sinilah kesulitan timbul, sang suami tidak jelas berada di mana berada.Bertahun-tahun ia mencari suaminya untuk menuntaskan perceraian mereka, agar ia dapat menikah dengan Picasso.Hingga akhirnya di pertengahan tahun 1940-an Fernande Olivier menemukan bahwa suaminya telah meninggal. Sang suami telah meninggal empat puluh tahun yang lalu, saat Fernande Olivier pertama kali bertemu dengan Picasso.
Kata Bijak Hari Ini.
Semua orang tidak perlu menjadi malu karena pernah
0 komentar :
Posting Komentar